2 Feb 2017

Cara Menggiling Kopi Tanpa Coffee Grinder

Mengenggak secangkir kopi layaknya menelan kepura-puraan.

Istilah apa lagi itu..

Maksud saya, penikmat kopi akan terus mencintai minuman ini meski ia terus merasakan pahit ketika cairan hitam itu mengalir melewati lidah menuju krongkongan.

Saya merasakan hal yang sama. Entah mengapa, kecintaan saya pada kopi mengalahkan efek-efek kesehatan yang pernah ia timbulkan.

Ya, sebelas tahun lalu saya pernah masuk rumah sakit karena kebanyakan minum kopi. Saat itu saya bisa minum hingga enam gelas kopi dalam sehari. Sebagai mahasiswa di Yogyakarta saya menikmati kopi di warung burjo (bubur kacang ijo).

Sejak itu saya tidak berani lagi minum kopi terlalu banyak. Saat ini saya hanya minum secangkir sehari. Lewat dari itu, jantung saya berdebar dan kadang asam lambung saya naik.

Tapi itu tidak menjadi penghalang. Karena jika saya meminumnya dalam batas normal, saya lebih sering mendapatkan manfaatnya.

Kantuk hilang, energi menanjak, dan hari menjadi semangat. Semua karena minuman yang sebenarnya pahit itu, namun saya menipu diri sendiri dan ketagihan mencium aromanya dan menyesapnya setiap pagi.

Menggiling Kopi Sendiri


Semenjak pindah ke Makassar 1,5 tahun lalu, saya mulai menggiling kopi sendiri. Saya tidak lagi membeli kopi bubuk bermerek di toko dan swalayan.

Atas rekomendasi teman saya, saya mencari biji kopi di Kopi Setia di Jalan Wahidin Sudirohusodo (dulu Jalan Irian) di Makassar.

Saya membeli biji kopi tapi tidak punya coffee grinder.

Jadi Eky, bagaimana kamu menggilingnya ?

Sebenarnya banyak cara untuk menggiling kopi jika anda tidak ingin menambah pengeluaran dengan membeli mesin penggiling kopi. Tiga di antaranya dengan menggunakan ulekan, palu, atau blender.

Saya menggunakan blender. Kebetulan saya memiliki blender hadiah pernikahan dan saya menggunakan blender kecil yang biasa digunakan untuk membuat sambal.

Sebelumnya blender itu tidak pernah digunakan untuk menggiling apapun. Jadi jika saya menggunakannya untuk menggiling kopi, saya tidak akan menyeruput kopi dengan rasa sambal.

Bagaimana cara saya menggunakan blender untuk menggiling kopi? Berikut langkah yang saya lakukan:

  • Saya mengambil biji kopi dan menuangkannya hingga setengah wadah blender kecil. Takaran ini sesuai dengan petunjuk maksimal blender. Selain itu, penggilingan dengan volume setengah wadah akan lebih maksimal ketimbang jika menggunakan seluruh wadah.
  • Saya memilih kekuatan blender pada angka 3-5. Lima adalah kekuatan maksimal. Semakin besar kekuatan maka semakin halus gilingan di blender. Saya pernah menggunakan kekuatan 1-2, namun sari kopi yang keluar tidak banyak karena teksturnya terlalu kasar atau bubuknya terlalu besar. 
  • Untuk mendapat hasil yang merata dan maksimal maka saya menggilingnya selama 1-2 menit. Di tengah penggilingan saya akan menepuk-nepuk wadah agar kopi yang menempel pada dinding wadah kembali masuk ke tengah dan tergiling. 

Bagaimana hasilnya?


Hasil penggilingan menggunakan blender memang tidak sehalus jika menggunakan mesin coffee grinder. Hasilnya tidak akan maksimal jika anda membuat kopi dengan mesin espresso atau bahkan menyeduhnya secara langsung seperti membuat kopi tubruk.

Saya sendiri menikmati kopi gilingan blender tersebut menggunakan french press atau mokapot. Keduanya merupakan alat yang mampu membantu saya untuk menyesap kopi dengan besar bubuk kasar - cenderung halus. (Saya pernah mencoba menggunakannya untuk bubuk yang halus, namun hasilnya berantakan)

Ingin mengetahui detil prosesnya ? Di bawah ini merupakan video cara saya menggiling kopi menggunakan blender.



P.S : karena ini vlog pertama saya, jadi maafkan jika banyak kata eeeee yang terucap. Itu bukan salah pendengaran anda.

30 Dec 2016

Tetap Modis Di Musim Hujan Dengan Poncho Korea



Jangan biarkan hujan menghalangi kesenangan akhir tahun anda.


Bulan Desember akan menjadi bulan yang basah di sebagian besar wilayah di Indonesia. Hujan akan turun dalam waktu lama dan dapat mengganggu aktivitas anda. 

Ironisnya, akhir tahun juga bertepatan dengan musim libur. Banyak anggota keluarga berkumpul, atau anda melakukan reuni dengan teman.


Tentu tidak semua anda senang dengan aktivitas indoor atau di dalam ruangan. Satu atau dua kesempatan anda juga ingin melakukan kegiatan di luar ruangan.

Masalahnya, kondisi cuaca di musim hujan mengganggu rencana anda. Hujan yang turun dengan deras bisa menggagalkan rencana anda. Apalagi, kegiatan yang ingin anda lakukan tidak sekedar di luar ruangan, tapi anda ingin melakukan kegiatan di alam terbuka dan jauh dari keramaian kota.

Satu hal yang jelas, kegiatan seperti itu akan sangat menyenangkan. Anda kembali menjalin keakraban dengan anggota keluarga atau sahabat lama, sekaligus mengisi baterai menjelang tahun yang baru.


Jas hujan dan poncho


Dengan semua keuntungan itu, saya berharap anda tidak menyerah dengan kondisi alam. Di musim hujan, anda tetap bisa melakukan aktivitas yang menyenangkan jika anda memiliki jas hujan atau poncho.

Sebelum anda memilih perlindungan dari hujan, anda perlu memahami perbedaan antara jas hujan dan poncho. Secara sederhana jas hujan merupakan setelan yang terdiri dari atasan dan bawahan. Untuk atasan dilengkapi dengan tudung untuk melindungi kepala anda.

Sedangkan poncho merupakan lembaran dengan lubang untuk memasukkan kepala yang kemudian dilindungi oleh sebuah tudung. 

Jas hujan membantu anda dalam pergerakan karena anda mengenakannya seperti halnya baju dan celana. Namun, jika bawaan anda banyak, cukup sulit melidunginya jika menggunakan jas hujan.

Berbeda dengan poncho, anda dapat melindungi diri maupun bawaan anda karena umumnya bentangan poncho cukup luas untuk menutup tubuh dan barang bawaan anda. 

Masalahnya jika anda menggunakan poncho, ada bagian tubuh anda seperti kaki maupun tangan yang tidak sepenuhnya tertutup oleh poncho tersebut.


Poncho Korea modis


Jika anda akhirnya memilih poncho, akan ada kebingungan yang muncul dalam benak anda. Pasalnya, di pasaran, poncho tidak memiliki banyak pilihan.

Jika anda perhatikan para pengendara motor yang menggunakan poncho, warna yang mereka gunakan sangat membosankan. Biru, abu-abu, coklat, atau ada yang hitam.

Kalau anda seorang pria, tentu tidak jadi soal. masalahnya jika anda wanita, tentu tidak menarik jika anda menggunakan warna-warna seperti itu.

Anda tetap ingin tampil modis, meski harus berbasah-basah di alam terbuka. 

Jika anda menginginkan hal seperti itu, anda dapat mencoba Poncho Korea 7 warna dari Aliexpress. Seperti namanya, ada tujuh warna yang bisa menjadi pilihan anda saat berkegiatan di alam terbuka. 






Selain memiliki motif-motif menarik di permukaannya, poncho ini didisain semi transparan. Jadi jika anda tetap ingin menunjukkan gaya pakaian yang ingin anda kenakan, poncho tidak akan menutupinya. 

Meski transparan dan bergaya, poncho ini tetap pada fungsi utamanya melindungi anda dari hujan. Bahannya yang tebal membuat anda tetap kering. Namun, bobot poncho ini ringan sehingga tidak membebani saat anda membawanya. 

Kini anda tidak perlu khawatir menikmati kegiatan di luar ruangan termasuk di alam terbuka. Anda sudah memiliki poncho yang bisa membuat anda nyaman dan kering, tapi tetap bergaya.

***
Link Aliexpress:

Poncho Korea 7 warna dari Aliexpress. 


3 Aug 2016

A Day-Long Cultural Interlude in Barcelona


Full of culture, history and art everywhere you look, Barcelona makes a wonderful day-long city break for those looking to immerse themselves in its charm.

By: Lukas Johannes

Barcelona is an ideal destination for a day-long city break. Although you could probably spend weeks exploring it in depth if you wanted to, visiting the city’s best bits in just one day is surprisingly doable. If you are fascinated by the cultural, artistic, historical background of the places you visit, Barcelona is like a dream come true.

With plenty of wonderful highlights spread throughout, it can be difficult to make up your mind when figuring out an itinerary for your daytrip. That is why I have put together some of my favourite destinations – from buildings to parks to promenades – so that you can get going without wasting any time.

Las Ramblas

No visit to Barcelona is complete without a leisurely stroll down the Ramblas. A vibrant boulevard that travels through the city’s heart, it is surrounded by lovely buildings and it is full of stalls selling traditional artefacts, like hand-held fans, human statues, and plenty of locals pottering about. Moreover, just off the Ramblas, you can find La Boqueria – the city’s best food market – where you can see (and smell!) first-hand some amazing local produce, as well as have a mouth-watering snack while you sit on a bench and people-watch.

Barri Gòtic

This striking neighbourhood will make you step back in time. With some breath-taking, wonderfully-preserved buildings, Barcelona’s Gothic quarter is quaint, bustling borough filled with cobbled streets, narrow almost-secret passages, and historical structures dating back to medieval times.

Furthermore, if you want to get to know the area’s history better, you can step into the Museu d’Historia de la Ciutat, in the Plaça del Rei, and immerse yourself in Barcelona’s past. Once you come out understanding the city better, you can head to the Plaça Reial and the Catedral de la Santa Creu i Santa Eulàlia. The latter is actually perfect if you’re seeking refuge from a hot summer’s day, as you are welcome to sit down on the pews and cool down whilst admiring your surroundings.

Gaudí’s Creations

You can’t truly know Barcelona without having visited the impressive works left behind by Antoni Gaudí. The Passeig de Gracia holds two of Gaudí’s outstanding houses – the Casa Batlló and the Casa Milà – the former famous for its amazing roof terrace (with a dragon on it!) and the latter better known for its wavy façade and wrought-iron balconies.

Finally, head to the Sagrada Familia, Gaudí’s as-of-yet unfinished masterpiece. It is a must-see for all art lovers and history enthusiasts as, whether they love it or despise it, it represents something truly unique about the man, the time, and the city in which this cathedral was built. The council aims to have it finished by 2026, the centenary of Gaudí’s death.

Fundació Joan Miró

A wonderful final stop before saying goodbye to this beautiful city, this museum celebrates the life and works of the artist Joan Miró. Barcelona-born Miró was a prolific painter, sculptor, and ceramicist that belonged to the Surrealist movement, but dabbled in cubism and magical realism too. His Foundation has over 200 paintings and 150 sculptures on display, as well as an impressive 5000 drawings. Additionally, in line with Miró’s desires, the Foundation’s Espai 13 is a space dedicated to exhibiting contemporary art by young, experimental artists.

How to Get from Lloret de Mar to Barcelona

The drive between Lloret de Mar and Barcelona is very quick and easy. A taxi can have you there in just over an hourFree Web Content, during which you can enjoy the lovely views of the Mediterranean Sea from the car windows.


Lukas Johannes is a driver for Shuttle Direct, the number one provider of shared and private airport transfers all over Europe and northern Africa. If you’re looking for an affordable transfer from Lloret de Mar to Barcelona, Lukas and his colleagues can make sure that you and your luggage get to and from the airport swiftly and safely.

via ArticlesFactory.com

1 Aug 2016

Brussels - Chocolate, Beer and Sightseeing



By Paul Jones

Brussels is an ideal destination for British holidaymakers. With its location in the crossroads of different cultures, and as headquarters to many European institutions, it fits the archetype of a melting pot city, yet still manages to retain its own flavour. Renowned for its landmarks, chocolate, waffles and beer, it is just a short trip away on the Eurostar, perfect for a relaxing and fulfilling weekend getaway. In order to make a trip to Brussels more enjoyable, this article outlines some of the things to see and do while in the Belgian capital.

Brussels has two official languages, French and Dutch, meaning all streets have two names, but most citizens and tourists use the French. English is also becoming a commonly spoken language due to the international institutions, such as NATO and the European Commission based in the city. You can find out about upcoming events in Brussels by visiting the Brussels Agenda website.

In the heart of the city is the Grand Place, a central square surrounded by the city tower and a range of beautiful buildings. It is popular with tourists, and a good starting point to explore the city. The famous Manneken Pis statue, of a little boy piddling, is a short walk away, as is the town hall, Hotel de Ville. Dating back to the early 15th century, the striking gothic architecture makes it a popular landmark in the city, and during the summer months the city organises evening entertainment, including fireworks, light and sound shows free of charge. Other landmarks worthy of a visit are the Palais Royale and the Cinquantenaire Museum and Autoworld Car Museum.

Belgium is to beer what France is to wine and its capital city as a great place to sample some of the vast variety on offer. The typical beers in Brussels are the bitter Gueuze, the sweeter, cherry based Kriek and the Trappist ale. Another local speciality is the "half-en-half" which is a mixture of champagne and white wine.

To sample the best beers Brussels have to offer, the Belgium Beer Tour is a great place to start. The tour covers a wide range of breweries and appeals to connoisseurs and novices alike. Some local breweries, like the Cantillon Brewery, also have their own sampling tours. The city is full of restaurants, cafes, and brasseries that offer a large number of beers along with the traditional national dishes. The famous Delirium Cafe, just a stone’s throw from Grande Place, claims to stock over 2,000 different types of beer, and is popular with tourists and locals alike.

Brussels is also popular with chocoholics, with many tourists flocking to the shops around Grand Place selling chocolate Manneken Pis replicas, but to really experience the best chocolates the city has to offer, head to Grand Sablon. Considered Brussels’ chocolate Mecca, it is a small square near the beautiful Notre Dame de Sablon church, and is home to, amongst others, the three most widely renowned chocolatiers in the city - Neuhaus, Pierre Marcolini and Wittamer, each with its own speciality.

Wittamer is the official supplier to the Belgium court, offering traditional Belgian chocolates and hot chocolate. Pierre Marcolini offers more exotic flavours, with cocoa beans sourced from around the world. Neuhaus invented the praline in 1912, and now offers over 60 different flavours in its shop. Other chocolatiers worth visiting in Grand Sablon include Godiva and Leonidas.

Gastronomes are also well catered for in Brussels, with approximately 1,800 restaurants, and local specialities include Belgian waffles, mussels, usually served with frites, and the frites themselves, locally known as fritkots. Waffles and fritkots can be bought from street vendors, and are ubiquitous in tourist areas. For the more adventurous, Belgian delicacies include river eels in green sauce and turbot fish in cream and egg sauce.

If you are planning on making a trip to Brussels on the Eurostar, remember that many hotels offer long and short term hotel parking offers near train stations, many with overnight accommodation, which can be a relief for early travel.

Hopefully this has given you some idea of what to do and see when visiting the Belgian capital and ensure you have memories and experiences to last a lifetime.


via Expert Articles